Kamis, 24 Maret 2011

Warna Biru-Nya

Teringat ketika pertama kali kau tunjukkan arti sbuah warna
Terperanjat rasa dalam kalbu yang begitu damai
Tiada henti gumam bisikkan ke nurani
Begitu sejuk tutur aksara hingga sampai ke relung kalbu

         Kehidupan begitu banyak warna yang mengisi dinding hati
         Hanya ada satu warna yang terindah dalam lukisan itu
         Kubingkai dengan penuh rasa hingga warnanya tampak nyata
         Meski bingkai itu lebih indah dari lukisannya


Langkah smakin nyata karna senja mulai menyapa
Rasa tiada lagi terhenti karna asa tlah menanti
Hanya kilau warna yang bisa kupandang dari jauh
Yang mungkin tiada pernah terhapus dalam igauku

                     Aksara smakin memberi warna dalam jiwa
                     Tutur kata hangatkan kasih dalam nyata
                     Hanya persaudaraanlah yang bisa tertanam
                     Arungi bahtera kehidupan alam dalam biru-Nya

        

    (By Kasih 23.3.11)

Makna

Langkah menyusuri jalan yang panjang... terus ku ayun dengan penuh asa dan tiada kebimbangan
Melambai daun di pepohonan isyaratkan aneka rasa yang disajikan dengan aroma yg berbeda
Tertegun melihat hijau daun yang indah dengan khas masing-masing
Hanya ada satu rasa dalam getar asmara yang singgah di dasar hati

Hari beranjak senja namun langkah harus tetap ku ayunkan tuk sbuah impian nyata
Dalam kerling rindu masih saja ada rasa yang menggoda
Hanyut dalam senyumnya hingga rasa tercabik dalam lamunan tak bermakna
Terkikis dalam hingar puja seolah mengulum rindu untuknya

Ketika hari mulai malam tergugah goresan rasa ketika melihat bait maknanya
Terhentak akan bias yang tiada arti lagi meski lantunan nada tetap hinggap di telinga
Tiada terpekik hempasan rasa karna smua hanyalah fatamorgana
Ku kulum rinduku yang amat ku rindu dalam rasaku yang sesungguhnya

Terhempas

Hening malam mulai berpijak pada kaki-kaki lembut yang hiasi awan
yang mengurai pijar yang tak juga habis di derasnya kabut
berhempas pada angin malam yang tertancap di dinding
bergemuruh di gerak yang tak beruap embun

mendekap sayu pada kelopak pintu yang terkunci
hingga tak ada denyit suara yang terdengar
hanya hembusan desir yang tertiup angin
bertafakur pada rasa yang dentumkan rindu

meronta pada rantai yang mengukung raga
terhampar pada lantai yang tak tersapu
hanya bisa duduk diam tak bergeming
terkunci mulut akan tepukan malam

pada deretan aksara yang membubung jauh
berterbangan pada ruang yang tak berjendela
larut dalam nyanyian kumbang yang melenakan
hingga menunggu embun fajar yang datang

pada aura yang basahi bayang gelap
heningpun kian menari dengan genitnya
menutup malam pada pucuck-pucuk yang teraba
Terhempas rindu di kesunyian malam

Terhapus

Gemercik air hujan tlah datang...
Membasahi daun indah bunga ditaman hatiku
Dengan tetesan lembut namun pasti...
Tlah menghapus ukiran indah diatas daun bunga itu

          Ukiran indah yang ada karna sbuah Rasa
          Sbuah kejujuran hati yg tlah terpatri yg tak lg bs dipungkiri

Bunga ditaman hati yg slalu ingin menemukan kembali ukiran indah itu
Meski samar namun kuyakini msh ada
Karna taman hati ini akan slalu ada Untukmu
Kasih.... Jangan lg kau hapus ukiran Rasaku itu     

(by Kasih)

Angrek Putih

Ku masih ingat betul ketika kau beriku anggrek putih
Bunga kesukaanku yg slalu menemani hari2ku
Sambil kau bisikkan kata indah n merdu mendayu
Seolah hanya akulah yg paling bahagia....


          Kini anggrek putih itu tlah layu
          Bersama hempasan angin yg pergi ntah kemana
          Mungkinkah anggrek putih itu hanya bunga kertas....
          Yang kau berikan hanya sebagai angin surgamu


Hanya kamu yg tau...yahh hanya kamu
Karna sejatinya apa yg kau inginkan... akupun tak tau
Kini biarlah tetap kusimpan bunga layu itu...
Sebagai kenangan yg indah meski itu DULU