Kamis, 24 Maret 2011

Terhempas

Hening malam mulai berpijak pada kaki-kaki lembut yang hiasi awan
yang mengurai pijar yang tak juga habis di derasnya kabut
berhempas pada angin malam yang tertancap di dinding
bergemuruh di gerak yang tak beruap embun

mendekap sayu pada kelopak pintu yang terkunci
hingga tak ada denyit suara yang terdengar
hanya hembusan desir yang tertiup angin
bertafakur pada rasa yang dentumkan rindu

meronta pada rantai yang mengukung raga
terhampar pada lantai yang tak tersapu
hanya bisa duduk diam tak bergeming
terkunci mulut akan tepukan malam

pada deretan aksara yang membubung jauh
berterbangan pada ruang yang tak berjendela
larut dalam nyanyian kumbang yang melenakan
hingga menunggu embun fajar yang datang

pada aura yang basahi bayang gelap
heningpun kian menari dengan genitnya
menutup malam pada pucuck-pucuk yang teraba
Terhempas rindu di kesunyian malam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar